Negeri Lima Menara


Negeri Lima Menara

Negeri Lima Menara

Man Jadda Wa Jadda

Barang Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses. Arti dari makna peribahasa arab tersebut.  Itulah Kesan pertama sewaktu membaca sekilas buku ini di Gramedia Batam dulu. Sebuah novel yang penuh inspirasi dari Ahmad Fuadi. Judulnya yaitu “Negeri Lima Menara“. buku pertama dari trilogi yang akan keluar. Saya sarankan untuk membaca buku ini sebagai sumber inspirasi anda. Buku ini memang sudah lama sudah terbit namun saya baru membeli buku ini sekitar bulan Agustus 2010.

*****

Di Internet sendiri sudah banyak yang menceritakan mengenai sinopsis dari novel ini. Secara singkat novel ini menceritakan mengenai sesosok alif yang berasal dari Maninjau yang disuruh sama ibunya untuk menuntut ilmu di Pondok pesantren modern Madani. Karena ini permintaan ibunya, mulanya Alif merasa setengah hati untuk bersekolah di pondok tersebut. Namun karena mendapatkan pengalaman hidup baru bersama teman teman baru dari berbagai daerah maka alif pun sudah merasa betah untuk menuntut ilmu di pondok pesantren tersebut. Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Teman dekat tersebut menjadi sahabat karib Alif. Mereka senang mengobrol dan berimajinasi di bawah menara masjid pondok, sehingga teman teman mereka menjulukinya sebagai sahibul Menara.

Bagi orang awan, kesan pondok pesantren itu hanya tempat untuk menuntut ilmu agama saja. Namun alif menyadari bahwa pondok Madani tersebut mengajarkan banyak hal. mulai dari belajar bahasa Inggris dan Arab yang nantinya akan digunakan sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Diajari public speaking, orasi, berpidato, mengembangkan bakat diri termasuk bermain sepakbola dan tentu saja ilmu agama itu sendiri tidak ditinggalkan.

Pada awal masuk pondok, Alif terkesima dengan kata-kata dari kiai pondok tersebut. “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Dengan kata-kata yang inspiratif tersebut, maka Alif bersama teman-teman sohibul Menara menjalani kehidupan sehari-hari dengan optimisme. Termasuk mereka bermimpi untuk bisa mengunjungi negara-negara yang mereka inginkan. Berkat usaha dan doa, mimpi mereka mengantarkan mereka. Jangan merehkan doa. Karena Allah itu Maha Mendengar dan Mengabulkan.

*****

Buku ini memang cocok untuk bacaan kita. Bagaimana dengan anda?? sudah Membaca buku ini??

15 thoughts on “Negeri Lima Menara

  1. nice, sae sanget, bisa buat judul skripsi,,,,,, kisah yang sangat unik perjuangan lahir batin dalam mendalami ilmu agama dan ilmu untuk mengusai dunia yakni all bahasa, ow geh dispilin waktu yang sangat kereeen………….
    man jadda wa jadda……!!!!!!!!!

  2. sudah membaca
    klo bc yg negeri 5 menara
    sebenarnya seperti membaca buku laskar pelangi
    bedanya setting lokasinya saja
    yaitu d pesantren
    yg bikin bagus buku ini krn perwakilan tokoh2nya
    yg disebut akhirnya menjadi seorang tokoh2 cendekiawan.

    buku pertamanya kurasa biasa.
    tp buku keduanya mungkin lebih bagus
    seperti laskar pelangi yg kurasa lebih bagus saat sang pemimpi

  3. Saya sudah baca Novel ini. penuh dengan motifasi
    saya sempat merinding pas dialog Baso yang ingin balik untuk mengurus neneknya yang lagi sakit-sakitan di kampung

    Salam kenal mas

Tinggalkan Balasan ke agus wibisono Batalkan balasan